BUMNREVIEW.COM, Jakarta – Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM mendorong dua BUMN besar, yaitu PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), untuk berpartisipasi dalam proyek hilirisasi batu bara.
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Todotua Pasaribu, berpendapat bahwa percepatan proyek hilirisasi dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah dan mengurangi ketergantungan pada impor.
“DME ini dapat berfungsi sebagai substitusi untuk LPG sehingga kita dapat mengurangi ketergantungan pada impor. Kami juga sedang mempersiapkan salah satunya, misalnya coal to synthetic natural gas. Ada dua BUMN yang sedang fokus untuk terlibat di sini,” ujarnya.
Menurutnya, PTBA memiliki cadangan batu bara yang besar secara nasional dan akan fokus pada aspek hulu serta produk hasil hilirisasi. Sementara itu, PGN akan berperan dalam distribusi dan komersialisasi gas.
“Apabila produk ini sudah menjadi synthetic natural gas, maka dapat dimanfaatkan dan dikomersialisasikan untuk dijual ke pasar, baik itu untuk industri listrik atau sebagai bahan baku untuk produk petrokimia,” ujarnya.
Todotua berharap bahwa melalui program hilirisasi ini, Indonesia dapat meningkatkan produksi amonia dan metanol dalam negeri. Mengingat, kedua produk petrokimia tersebut saat ini masih bergantung pada impor.
“Dua produk ini, dua produk petrokimia ini dalam catatan kami, angka impor masih cukup signifikan. Dan, kedua produk ini dihasilkan dari ekstrak gas. Ini yang kami lihat sebagai hal yang strategis,” tambahnya. []






