Industri Nuklir Indonesia Akan Digarap Bio Farma, Siapkan Investasi Rp200 Miliar!

BUMNREVIEW.COM, Jakarta – Industri nuklir di Indonesia kemungkinan bakal menjadi proyek di bawah naungan PT Bio Farma (Persero).

Pasalnya, Bio Farma rencananya akan menjadi induk dari PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) yang selama ini menjadi penanggungjawab proyek-proyek nuklir.

Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir menyatakan rencana penyelamatan PT Inuki adalah dengan digabungnya perusahaan tersebut ke dalam Holding BUMN Farmasi.

Dengan begitu proyek nuklir yang selama ditangani Inuki bisa dihidupkan kembali melalui investasi yang masuk dari Bio Farma.

Menurutnya, spin-off Inuki ke dalam Holding BUMN Farmasi merupakan satu solusi yang baik dan sudah mendapat lampu hijau dari Menteri BUMN.

“Jadi ini satu solusi yang ditawarkan yaitu dispin-off dan operating menjadi anak usaha. Kalau ini berjalan, kemungkinan namanya diubah karena Inuki akan jadi vehicle di bidang itu,” ujar Honesti Honesti dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Selasa (24/1/2023).

Honesti menjelaskan industri nuklir yang dikelola Inuki merupakan segmen yang sangat langka, maka perusahaan ini juga memiliki kompetensi dan sertifikasi yang langka pula.

Adapun proyek yang dijalankan PT Inuki yaitu memproduksi partikel radiofarmaka yang berguna untuk pengobatan kanker melalui mesin siklotron.

Namun sejauh ini jumlah siklotron di Indonesia masih sangat minim, karena baru 3 rumah sakit yang memiliki fasilitas ini.

Menurut Honesti, kendala yang dialami karena fasilitas nuklir ini hanya bisa digunakan untuk kebutuhan sendiri dan tidak bisa diperbanyak untuk diperjual belikan.

Sebagai satu bidang yang sangat penting, maka proyek nuklir ini harus terus dikembangkan setelah Inuki gabung di Holding Farmasi.

Maka Honesti menyarankan agar produk farmasi nuklir ini dijadikan bisnis baru, yaitu Inuki akan masuk menggarap siklotron sebagai industri.

Dimana dengan bertambahnya fasilitas siklotron di Rumah Sakit BUMN, akan semakin berdampak pada system pengobatan penyakit kanker yang bisa dirasakan masyarakat.

“Saat ini ada sekitar 72 rumah sakit BUMN yang siap menerima layanan siklotron tersebut,” ujarnya.

Maka nantinya PT Inuki ditargetkan bisa menjadi penyuplai produk nuklir di rumah sakit BUMN terlebih dahulu baru dikembangkan ke pasar yang lebih luas.

Ia memastikan jika semua rencana ini berjalan baik, maka di tahun ini juga industri nuklir berupa produksi siklotron sudah bisa dimulai.

Guna mendukung rencana ini, Bio Farma bahkan siap menggelontorkan dana investasi Rp200 miliar dengan target 5 tahun sudah balik modal.

“Studi kelayakan untuk bisnis ini sudah dilakukan dan mendapat dukungan dari Menteri BUMN Erick Thohir,” tandasnya. []