BUMNREVIEW.COM, Jakarta – Dalam rangka menekan angka fatalitas korban kecelakaan lalu lintas serta meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi kondisi darurat di jalan raya, Jasa Raharja Kantor Wilayah Kalimantan Tengah menggelar Pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) di Aula Kantor Desa Hampalit, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan, pada Jumat (23/5).
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Keselamatan Transportasi Jasa Raharja dan diinisiasi oleh Penanggung Jawab Samsat Kasongan, Memet Septiannur, sebagai bentuk kontribusi nyata dalam membekali masyarakat dengan kemampuan dasar penyelamatan korban kecelakaan.
Pelatihan PPGD ini digelar dengan melibatkan kolaborasi tiga pihak: Jasa Raharja, Satlantas Polres Katingan, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan, serta diikuti oleh 20 peserta yang berasal dari unsur Masyarakat Peduli Api (MPA), Relawan Ambulans, dan Team Reading Emergency Katingan (TREK).
Materi pelatihan disampaikan oleh dua narasumber berpengalaman, yakni dr. Yenny Maria Angelina dari Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan dan Briptu Rahmat dari Urkes Polres Katingan. Peserta dilatih langsung melalui simulasi teknik dasar pertolongan pertama, termasuk penanganan luka terbuka, patah tulang, cedera kepala, serta teknik pemindahan korban dengan metode yang tepat dan aman.
“Dengan adanya pelatihan ini, kami berharap peserta dapat menyebarkan ilmu yang didapat kepada masyarakat dan tim relawan lain di komunitas masing-masing. Kemampuan memberikan pertolongan pertama yang cepat dan tepat bisa menjadi faktor penentu dalam menyelamatkan nyawa korban kecelakaan lalu lintas,” ujar Alfin Syahrin, Kepala Kantor Wilayah Jasa Raharja Kalimantan Tengah.
Alfin juga menambahkan bahwa program ini sekaligus bertujuan mengembangkan potensi relawan sebagai garda terdepan penanganan darurat di daerah rawan kecelakaan. Diharapkan, mereka dapat menjadi agen tanggap darurat yang siaga di lingkungan masing-masing.
Melalui pelatihan PPGD ini, Jasa Raharja memperkuat komitmennya dalam mendukung program keselamatan berlalu lintas berbasis masyarakat. Dengan kolaborasi lintas instansi dan partisipasi aktif komunitas lokal, tercipta sinergi yang kuat dalam membangun budaya tanggap darurat dan keselamatan jalan yang lebih baik di Kalimantan Tengah. []
