BUMNREVIEW.COM, Jakarta – Laba BUMN tahun 2022 dari seluruh perusahaan pelat merah diperkirakan lebih dari Rp300 triliun.
Meski datanya belum diaudit, Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan total laba BUMN tahun 2022 bisa mencapai Rp303,7 triliun.
Capaian itu menunjukkan adanya kenaikan laba BUMN tahun 2022 sebesar Rp179 triliun dari laba tahun 2021 yaitu Rp125 triliun.
Menurutnya, pertumbuhan kinerja laba BUMN tahun 2022 tidak terlepas dari perbaikan kinerja 12 klaster BUMN, terutama di sektor jasa keuangan.
“Tahun 2022 laba BUMN terbesar ditorehkan dari jasa keuangan atau perbankan. Di antaranya laba BRI lebih dari Rp50 triliun, Bank Mandiri lebih dari Rp40 triliun, BNI lebih dari Rp18 triliun dan BTN di atas Rp3 triliun,” kata Erick dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI pada Senin (13/2/2023).
Sementara dari sektor asuransi dan dana pensiun juga mencatatkan pertumbuhan positif, ada juga yang meraih laba yang cukup besar.
Holding BUMN Asuransi (IFG) sejauh ini masih fokus pada restrukturisasi Jiswasraya yang masih minus, tapi secara global sektor ini masih tumbuh sehat.
“Di bidang infrastruktur, sepanjang tahun 2022 juga mencatatkan kinerja positif. Seperti PT Adhi Karya, PT Wijaya Karya, PT PP, dan PT Brantas Abipraya memiliki kinerja yang sehat. Begitu juga di PT Jasa Marga dan PT Semen Indonesia masih mampu meraih laba yang besar,” kata dia.
Sementara BUMN Karya lainnya belum begitu bagus, seperti PT waskita Karya yang masih proses restrukturisasi dan PT Hutama Karya yang masih menjalankan penugasan proyek dari negara.
Beberapa sektor usaha lainnya juga masih mampu meraup cuan, seperti PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) yang dapat untung di atas Rp4 triliun.
Kemudian pada jasa telekomunikasi dan teknologi juga mencatatkan kinerja sehat di tahun 2022.
Terkait angka pasti dari laba BUMN, Erick Thohir berjanji akan memaparkan datanya setelah semua perusahaan membuat laporan yang sudah diaudit.
“Nanti detailnya bisa diberikan secara terbuka karena yang ada saat ini belum selesai diaudit,” ucapnya.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menyatakan sektor usaha yang masih butuh pemulihan adalah penerbangan dan pengelolaan bandara.
Pasalnya kedua sektor ini masih terdampak dari tingginya harga tiket pesawat yang membuat jumlah penumpang belum bisa tumbuh seperti sebelum pandemi. []