Laba Pupuk Indonesia 2022 Tembus Rp18,5 Triliun

Laba Pupuk Indonesia

BUMNREVIEW.COM, Jakarta – Laba Pupuk Indonesia sepanjang tahun 2022 mengalami peningkatan drastis hingga 260 persen secara tahunan (YoY).

Total laba Pupuk Indonesia secara bersih mencapai Rp18,51 triliun dan total pendapatannya mencapai Rp103,86 triliun.

Tingginya laba Pupuk Indonesia ini berkat sejumlah program strategis yang berhasil dijalankan, seperti penjualan pupuk nonsubsidi retail, Agrosolution dan Makmur, Toko Pe-i dan lain-lain.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman, mengatakan program Retail Management berhasil menjual 547 ribu ton pupuk nonsubsidi dengan capaian 105 persen dari target.

Sementara program Agrosolution dan Makmur, perusahaan berhasil menjual pupuk nonsubsidi urea retail 36,45 ribu ton dan nonurea 75,39 ribu ton.

Sementara dari program Toko Pe-i, Pupuk Indonesia telah berhasil membangun 350 kios di berbagai daerah dan akan terus ditambah hingga mencapai target seribu kios di tahun ini.

“Kita terus meningkatkan ketersediaan pupuk nonsubsidi di berbagai wilayah agar cakupannya semakin luas. Kios-kios ini akan membuka akses bagi para petani untuk mendapatkan pupuk komersil,” ujar Bakir dalam keterangannya, Selasa (4/4/2023).

Perusahaan BUMN ini juga mencatat realisasi produksi di tahun 2022 meningkat 18,94 juta ton, yaitu nonpupuk 7,14 juta ton dan pupuk 11,80 juta ton.

Laba Pupuk Indonesia juga dipengaruhi penjualan yang tinggi mencapai 13 juta ton, yaitu pupuk trading 49.163 ton, nonpupuk 1,45 juta ton, pupuk komersil 4,11 juta ton dan pupuk subsidi 7,41 juta ton.

“Dengan capaian kinerja yang baik, perseroan juga turut meningkatkan kontribusinya secara sosial, ekonomi dan juga sumbangan pemasukan ke kas negara.

“Terutama kita tingkatkan kualitas pelayanan, produktivitas, serta mendukung para petani agar bisa menaikkan pendapatan,” kata Bakir.

Adapun EBITDA Pupuk Indonesia di tahun 2022 mencapai Rp30,78 triliun, dengan capaian 224 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp13,74 triliun.

Menurut Bakir, transformasi yang dijalankan berdampak positif bagi peningkatan EBITDA, termasuk sentralisasi penjualan dan pemasaran, digitalisasi di semua lini hingga optimalisasi aset.

Capaian positif di tahun ini juga ditopang oleh sejumlah program strategis, seperti produksi dan perawatan pabrik, penerapan data science, program cost-reduction, penguatan SDM dan sebagainya. []