BUMNREVIEW.COM, Jakarta – Pemerintah Indonesia kembali memberlakukan diskon tarif tiket pesawat untuk mendukung perjalanan mudik Lebaran 2025. Kebijakan ini mengikuti keberhasilan pemberian diskon serupa selama periode libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa potongan harga tiket pesawat ini akan berlangsung selama dua minggu, tepatnya satu minggu sebelum dan satu minggu setelah Hari Raya Lebaran.
Dalam konferensi pers, Airlangga menjelaskan bahwa diskon yang diberikan akan mencapai sekitar 10% dari tarif tiket pesawat yang berlaku.
Kebijakan ini diharapkan dapat meringankan beban pemudik yang merencanakan perjalanan udara selama musim Lebaran.
Selain itu, pemerintah juga akan menerapkan diskon tarif tol di sejumlah ruas jalan tol yang digunakan untuk mudik Lebaran 2025.
Sementera itu, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, sebelumnya mengungkapkan bahwa pihaknya sedang menjajaki kemungkinan penurunan harga tiket pesawat dengan melibatkan berbagai pihak terkait.
Kementerian Perhubungan juga sedang merencanakan program Mudik Gratis yang dapat meringankan biaya transportasi bagi masyarakat.
Terkait dengan potongan harga tiket pesawat, pemerintah terus berkoordinasi antar kementerian untuk memastikan bahwa kebijakan ini tidak merugikan sektor penerbangan serta dapat diakses oleh masyarakat luas.
Namun, kebijakan diskon tarif tiket pesawat ini tidak lepas dari kritik. Pengamat penerbangan, Alvin Lie, menyampaikan bahwa penerapan diskon tarif pesawat pada musim puncak (high season) seperti mudik Lebaran berisiko merugikan maskapai.
Menurut Alvin, potongan harga pada periode ini dapat mengancam kelangsungan operasional maskapai yang selama ini mengandalkan musim puncak untuk menutupi kerugian pada musim sepi.
Alvin juga menekankan bahwa tarif batas atas (TBA) tiket pesawat belum mengalami revisi dalam lima tahun terakhir, sementara biaya operasional maskapai terus meningkat.
Biaya seperti harga bahan bakar pesawat (avtur) yang kini mencapai Rp 13.066 per liter dan perubahan kurs dolar AS yang memengaruhi tarif tiket, membuat TBA yang berlaku saat ini tidak realistis lagi.
Alvin lebih lanjut menjelaskan, dengan adanya kebijakan penurunan harga tiket pada high season, maskapai penerbangan akan menghadapi kesulitan untuk menutupi kerugian yang mereka alami saat low season.
Dampaknya bisa jauh lebih besar, mengancam kesehatan keuangan maskapai, yang pada akhirnya dapat berdampak pada pemeliharaan armada pesawat dan kualitas layanan penerbangan.
Diskon tarif tiket pesawat selama mudik Lebaran 2025 memberikan keuntungan bagi pemudik, namun juga membawa tantangan bagi industri penerbangan.
Pemerintah perlu memperhatikan keseimbangan antara memberikan kemudahan kepada masyarakat dan menjaga keberlanjutan sektor penerbangan yang sangat bergantung pada tarif yang realistis untuk menutup biaya operasional.
Dengan adanya kebijakan ini, penting bagi para calon pemudik untuk memanfaatkan diskon tarif tiket pesawat dengan bijak, serta tetap mengikuti perkembangan informasi terkait kebijakan dan tarif terbaru yang dikeluarkan oleh pihak berwenang. []