Pos Indonesia Siap Menjadi Champion & Orkestrator Operator Logistik Nasional

PORTOFOLIO LOGISTIK NOMOR 1

Portofolio bisnis Logistik Pos Indonesia yang selama ini berada pada urutan ketiga setelah bisnis kurir dan jasa keuangan, perlahan mulai menunjukan kinerja yang sangat baik dan bergeser menjadi kontributor utama bagi perseroan.

Prasabri mengatakan bahwa kinerja portofolio logistik tahun 2023 mampu menyalip capaian dari portofolio kurir yang selama ini menjadi kontibutor utama bagi pendapatan perseroan. Dimana tahun 2023 logistik Pos Indonesia menyumbang 38 persen dari total revenue dan kurir 32%.

“Tahun 2022 portofolio logistik hanya berkontribusi sebesar 28% tetapi tahun 2023 berhasil tumbuh menjadi 38%,” ujar Prasabri.

Tahun 2024, sektor logistik Pos Indonesia diharapkan akan mampu mencatatkan kinerja yang tumbuh lebih baik lagi. Namun bukan berarti Pos Indonesia tidak lagi concern pada bisnis kurir, melainkan perseroan akan tetap terus menghadirkan dan meningkatkan pelayanan terbaik kepada seluruh masyarakat.

“Market size logistik hampir 8-10 kali lipat dari market size-nya kurir, dimana market size logistik mencapai Rp1.300 triliun dan kurir hanya sekitar Rp160 triliun. Jadi secara matematis sangat wajar apabila Pos Indonesia benar-benar mengejar pada bisnis logistik, terlebih dalam perjalanan bisnisnya Pos Indonesia sudah memiliki DNA logistik dari kurir, postal yang semua bisnis modelnya adalah networking atau jaringan,” jelas pria yang pernah berpredikat sebagai wisudawan terbaik S3 Doktor Ilmu Manajemen di Universitas Padjadjaran.

Meskipun kompetensi yang dibutuhkan untuk bisnis kurir dan logistik sangat berbeda, tambah Prasabri, dimana kurir hanya fokus memindahkan barang-barang yang bersifat general dari point A ke point B dengan berat tertentu sedangkan logistik memiliki variable yang berbeda, antara lain dari sisi kompleksitas dimana logistik sudah me-manage supply chain management.

Kemudian variable berat/volume barang yang diangkut, biasanya secara definisi disepakati dengan berat di atas 50kg. Selain itu ada juga barang-barang yang specific seperti vaksin yang sangat ringan namun ada perlakuan khusus dalam handlingnya sehingga dibutuhkan skill, alat kerja dan tools yang berbeda dengan pekerjaan kurir.

“Jadi yang akan kami perkuat adalah kompetensi-kompetensi yang mendukung bisnis logistik secara business to business,” terang Prasabri.

C

Selain itu, Pos Indonesia juga akan terus memperkuat kompetensi dalam hal partnership. Menurut Prasabri, keunikan bisnis logistik adalah pada sisi partnership karena tidak ada pekerjaan bisnis logistik yang bisa dikerjakan sendiri secara end to end, ada kemitraan-kemitraan yang harus disinergikan untuk mencapai tujuan bisnis yang baik meskipun dengan kompetitor sekalipun.

“Bisnis logistik sangat sulit dikerjakan sendiri jadi kita saling cross selling, saling support, bahkan saling pinjam aset itu adalah hal yang lazim dalam bisnis logistik dan sangat dibutuhkan partnership skill,” pungkas Prasabri.

Partnership atau kemitraan juga menjadi salah satu upaya dalam menghadirkan biaya logistik yang lebih efisien. Untuk membangun ekosistem logistik nasional yang terintegrasi, imbuh Prasabri, Pos Indonesia akan menjalin kemitraan dengan berbagai LSP, dan Pos Indonesia siap berperan sebagai logistic agregator yang mempertemukan demand & supply logistik dalam suatu platform yang dapat memberikan solusi baik bagi shipper/customer maupun mitra LSP dengan produk-produk yang ditawarkan sehingga diharapkan dapat meningkatkan skala ekonomi para LSP dan menghasilkan biaya logistik yang lebih efisien.

Meskipun Pos Indonesia telah memantapkan diri fokus pada bisnis Logistik, bukan serta merta Pos Indonesia tidak fokus terhadap lini bisnis yang selama ini telah berkontribusi besar terhadap revenue perusahaan yaitu kurir dan jasa keuangan.

Pos Indonesia tentunya tidak akan meninggalkan lini bisnis lain terutama kurir karena pasarnya besar dan tumbuh, berdampak langsung pada pergerakan ekonomi nasional dan terdapat Layanan Pos Universal (LPU) yang merupakan penugasan pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informastika untuk memberikan layanan postal service di seluruh pelosok tanah air.

Seperti diketahui bahwa Pos Indonesia sebagai operator yang ditunjuk pemerintah untuk melaksanakan pelayanan pos universal yang terdapat di 2.376 KCP LPU (Layanan Pos Universal) yang tersebar di seluruh pelosok nusantara.

Demikian juga dengan bisnis jasa keuangan, dengan adanya 4.850 KCP LPU tentu terus dimanfaatkan Pos Indonesia untuk mendorong bisnis Financial Services Inclusion agar berkontribusi terhadap pendapatan perseroan.

Seperti diketahui bahwa masih banyak masyarakat Indonesia terutama yang dipelosok tanah air belum memiliki bank account bahkan di wilayahnya belum ada internet sehingga bisa memanfaatkan keberadaan Pos Indonesia dalam melayani kebutuhan transaksi keuangan. Misal pengiriman uang dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri.

Tahun ini Pos Indonesia akan menyatukan bisnis Kurir & Logistik (Kurlog) dan Bisnis Jasa Keuangan (Jaskug) dalam FSCM (Financial Supply Chain Management).

“Kami memiliki customer base yang besar, walking customer kami secara transaksi saat ini mencapai 50-60 juta pelanggan setiap bulan. Ini yg secara langsung datang ke outlet fisik PosIND di 4800 Kantor Cabang Pembantu, belum termasuk dari digital channel. Ini potensi cross selling yang besar, termasuk kami tawarkan ke mitra mitra produk retail untui ikut bersama mengoptimalkan eye-ball kami,” jelas Prasabri.

Pos Indonesia senantiasa terus berkomitmen kuat untuk menjaga kinerja pada seluruh lini bisnisnya sehingga fungsi Pos Indonesia sebagai perusahaan komersial mampu mencapai target dan fungsi sebagai agen pembangunan tetap berjalan dengan baik. []