Santunan Jasa Raharja: Meringankan Beban Keluarga Korban Kecelakaan

Meringankan Beban Keluarga

BUMNREVIEW.COM, Jakarta – Kecelakaan yang terjadi telah meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga Sumiatin (58 tahun), seorang warga yang bermukim di Banjar Munduk Ranti, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali. Lokasi tragedi yang menyedihkan ini berada di Jalan Umum Jurusan Denpasar-Gilimanuk KM 105-106 banjar munduk ranti desa tukadaya kecamatan melaya kabupaten jembrana-bali, hanya beberapa langkah dari tempat tinggal korban.

Saat insiden terjadi, Sumiatin segera dilarikan ke RSUD Negara, berharap untuk mendapatkan pertolongan medis yang segera. Namun, karena kondisinya memburuk, ia dirujuk ke RSUD Sanglah Denpasar, sebuah fasilitas medis terkemuka di pulau Dewata.Namun nyawa Sumiatin tidak dapat diselamatkan dan meninggal dunia saat mendapat perawatan di RSUD Sanglah. Korban meninggalkan keluarga serta seorang suami.

Di balik duka yang meliputi keluarga korban, Jasa Raharja hadir untuk memberikan santunan untuk meringankan beban keluarga. Pada hari Sabtu, tanggal 7 Oktober 2023, Jasa Raharja memberikan dana santunan sebesar 50 juta rupiah ke rekening ahli waris, yang tak lain adalah suami Sumiatin, I Komang Mudika (52 tahun). Jumlah tersebut bukan hanya sekadar angka, melainkan harapan untuk memberikan sedikit kelegaan di tengah beban berat yang mereka pikul.

Pada acara penyerahan santunan ini, tampak hadir petugas Jasa Raharja, I Putu Gede Tastrawan, yang bertanggung jawab atas proses kunjungan survei dan penyerahan santunan. Kehadirannya memberikan sentuhan kemanusiaan yang sangat diperlukan di saat-saat sulit seperti ini. Jasa Raharja  berharap santunan ini dapat sedikit meringankan beban ahli waris korban di tengah kesedihan yang mereka alami. Jasa Raharja akan selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, terutama dalam penanganan klaim-klaim kecelakaan.”

Tetapi bukan hanya dalam bentuk materi, Jasa Raharja juga memberikan dukungan moral kepada keluarga Sumiatin. Mereka memastikan bahwa keluarga tidak merasa sendirian dalam menghadapi masa-masa sulit ini. Mereka mengingatkan kita bahwa dalam kejadian-kejadian tragis seperti ini, solidaritas dan empati adalah obat bagi hati yang luka. Peristiwa ini tidak hanya meninggalkan jejak duka bagi keluarga Sumiatin, tetapi juga menyerukan refleksi mendalam bagi kita semua tentang pentingnya keselamatan di jalan raya. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi setiap pengguna jalan. Ini adalah panggilan untuk meningkatkan kesadaran akan keamanan lalu lintas dan memastikan bahwa kecelakaan semacam ini tidak terjadi lagi di masa depan.[]