Stok Pupuk Subsidi Surplus, Pupuk Indonesia Bantah Soal Kelangkaan

Stok Pupuk Subsidi

BUMNREVIEW.COM, Jakarta – Stok pupuk subsidi secara nasional di awal tahun ini masih melimpah sebanyak 613.138 ton per tanggal 8 Februari 2023.

Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal mengatakan total stok pupuk subsidi ini setara 162 persen dari ketentuan minimum pemerintah yaitu 377.344 ton.

Dengan melimpahnya stok pupuk subsidi, maka PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan tidak akan terjadi kelangkaan pupuk dalam waktu dekat.

Gusrizal menyebut stok pupuk subsidi terdiri dari NPK 303.269 ton dan pupuk urea 309.869 ton yang dipastikan cukup untuk kebutuhan petani selama satu bulan.

“Saat ini stok pupuk bersubsidi secara nasional sudah bisa memenuhi kebutuhan para petani. Jadi kita pastikan aman karena jauh melebih alokasi minimum yang ditetapkan Pemerintah,” usai melakukan peninjauan Gudang Pupuk Klari di Karawang, Jawa Barat, Kamis (9/2/2023).

Gusrizal menjelaskan jika dirinci, maka stok pupuk NPK sudah setara 200 persen dari ketentuan minimum nasional, sementara stok pupuk urea setara 137 dari ketentuan minimum.

Sementara dalam hitungan per daerah Gusrizal juga menyebut tidak ada kelangkaan, seperti halnya di wilayah Jawa Barat.

“Di Jabar, stok pupuk jenis urea setara119 persen dari ketentuan minimum dan stok pupuk NPK lebih banyak lagi yaitu 317 persen dari ketentuan minimum,” kata dia.

Untuk itu, ia meminta para petani agar tidak khawatir karena Pupuk Indonesia Grup akan mendistribusikan stok pupuk subsidi dengan tepat waktu untuk mencegah kelangkaan.

Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan alokasi pupuk bersubsidi dan juga Harga Eceran Tertinggi (HET) melalui Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022.

Gusrizal mengatakan, kelangkaan pupuk bisa terjadi karena alokasi yang ditetapkan tidak sebanding dengan kebutuhan para petani di suatu daerah.

Namun hal itu juga bisa terjadi karena petani yang mengusulkan alokasi pupuk subsidi tidak terdaftar dalam system e-Alokasi, tetapi hanya atas keinginan sendiri.

“Kelangkaan terjadi kalau alokasi untuk satu daerah tidak sesuai dengan kebutuhan yang diminta kelompok tani. Meski begitu Pupuk Indonesia tetap berupaya memenuhi kebutuhan pupuk petani melalui program pengembangan kios komersil atau Toko Pe-I,” ujarnya.

Hadirnya kios komersil ini untuk memperluas distribusi pupuk non subsidi agar kedepan diharapkan para petani tidak hanya bergantung pada alokasi pupuk subsidi. []