Sri Mulyani Jelaskan Faktor Penghambat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada 2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

BUMNREVIEW.COM, Jakarta – Pada tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat hanya 5,03%, sedikit di bawah target pemerintah yang diperkirakan mencapai 5,2%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja ekonomi tahun lalu, di antaranya adalah penurunan ekspor pada paruh kedua tahun 2024.

Sri Mulyani mengungkapkan dalam Mandiri Investment Forum di Jakarta pada Selasa (11/2/2025) bahwa ekspor Indonesia mengalami pelemahan signifikan pada semester kedua tahun 2024.

Sebaliknya, impor menunjukkan tanda pemulihan yang relatif lebih baik. Ekspor berkontribusi sebesar 22,18% terhadap PDB Indonesia, sementara impor memberikan kontribusi sebesar 20,39%.

Sri Mulyani juga menyoroti peran penting konsumsi rumah tangga dalam menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya, konsumsi rumah tangga tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

“Permintaan domestik yang tetap kuat menjadi salah satu faktor utama, dengan kebijakan fiskal yang berperan besar dalam mengatasi tekanan ekonomi dan melindungi masyarakat, terutama yang miskin dan rentan,” jelasnya.

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, sebelumnya juga menyampaikan bahwa ketidakpastian ekonomi global memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024.

Penurunan harga komoditas global turut berdampak pada penurunan ekspor, yang selama ini menjadi salah satu andalan pendorong ekonomi Indonesia. Namun, komponen lain seperti konsumsi rumah tangga dan investasi berhasil menunjukkan angka positif.

“Ketidakpastian global, terutama penurunan harga komoditas, mempengaruhi ekspor Indonesia, yang berdampak pada penurunan pendapatan dari sektor ini,” kata Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta pada Rabu (5/2/2025).

Meskipun demikian, berbagai faktor domestik berhasil menjaga konsumsi rumah tangga tetap tumbuh. Pemilu, Pilkada, dan berbagai program seperti peningkatan UMR serta diskon belanja selama musim liburan memberikan kontribusi pada daya beli masyarakat.

Konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh sebesar 4,94% pada tahun 2024, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 4,82%.

Investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga tumbuh sebesar 4,61%, meningkat dibandingkan dengan 4,4% pada 2023.

Airlangga menambahkan bahwa Indonesia memiliki salah satu tingkat inflasi terendah di dunia. Dalam konteks global, Indonesia bahkan menjadi salah satu negara dengan inflasi yang paling stabil dibandingkan negara-negara ASEAN maupun G20.

Hal ini tentunya memberikan keuntungan dalam menjaga daya beli masyarakat dan mendukung keberlanjutan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Secara keseluruhan, meskipun terdapat tantangan global yang mempengaruhi kinerja ekspor, faktor-faktor domestik seperti konsumsi rumah tangga dan investasi berhasil mendorong ekonomi Indonesia untuk tumbuh, meskipun sedikit di bawah target.

Pemerintah diharapkan dapat terus mengoptimalkan kebijakan fiskal dan mendukung daya beli masyarakat untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa yang akan datang. []